Selasa, 07 Agustus 2018

Politik Hari ini di Balik Pelucutan Nuklir Korea Utara

rogram denuklirisasi atau pelucutan Nuklir Korea Utara membuat suasana politik hari ini menjadi sedikit tidak menentu dan menjadi hot issue di www.matamatapolitik.com yang menarik untuk dibaca.  Setelah sebelumnya melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Selatan, Mon Jae In, pada hari Jumat (27/4/2018) untuk membahas tentang semenanjung Korea menghasilkan kesepakatan yang mengikat kedua belah pihak bahwa tidak akan ada lagi peperangan yang akan terjadi di semenanjung tersebut. Kim Jong Un (Presiden Korea Utara) kemudian melakukan pertemuan dengan Trump, Presiden AS.

Pertemuan antara pemimpin kedua negara tersebut (Korut-AS) membahas mengenai agenda politik hari ini, yaitu pelucutan nuklir milik Korut demi tercapainya keamanan dan ketertiban di Semenanjung Korea. Dan menariknya pada pertemuan itu Kim Jong Un meminta agar Amerika Serikat mencabut sanksi yang diberikan kepada Korea Utara, agar roda perekonomian negara tersebut kembali berputar, sebagai salah satu syarat kesepakatan untuk melucuti senjata nuklir miliknya.

Beberapa pengamat intelijen, meyakini bahwa teknologi nuklir yang dimiliki oleh Korut bukanlah menjadikan Amerika sebagai targetnya. Meskipun, Kim Jong Untuk beberapa kali berkelakar bahwa senjata nuklirnya mampu menghancurkan daratan Amerika dalam satu kali peluncuran saja. Ahli intelijen berujar bahwa senjata nuklir itu hanya dijadikan sebagai posisi tawar Korea Utara di dunia Internasional. Ditambah lagi selama ini Kim Jong Un ingin agar Korea Utara dapat sejajar dengan negara-negara pemimpin dunia seperti Amerika Serikat, China, dan juga Rusia.

Berkaca dari pengalaman Irak dan Libia yang menjadi luluh lantak pasca pelucutan nuklir oleh Amerika Serikat dan sekutunya, menjadikan pertemuan antara Trump dan Kim Jong Untuk menjadi sangat penting. Presiden Korea Utara tersebut meminta agar pasca pelucutan tersebut, negara yang ia pimpin tidak akan bernasib sama seperti kedua negara tersebut.

Adapun hasil pertemuan antara kedua pemimpin tersebut yang berlangsung pada 12 Juni 2018 di Singapura, menghasilkan beberapa kesepakatan sebagai berikut:


  1. Amerika Serikat dan Korea Utara setuju untuk membangun hubungan baru yang lebih baik demi keberlangsungan dan keinginan penduduk masing-masing negara.
  2. Amerika Serikat dan Korea Utara sepakat untuk bekerja sama dalam hal menciptakan dan menjaga perdamaian yang abadi.
  3. Memastikan deklarasi Panmunjon antara Korea Utara dan Korea Selatan dapat segera dilaksanakan, yaitu program denuklirisasi senjata milik Korut agar tercipta keamanan di Semenanjung Korea.
  4. Amerika Serikat dan Korea Utara sepakat untuk berusaha secara sungguh-sungguh untuk menemukan jasad tahanan yang tidak pernah kembali dalam tugas, serta setuju untuk memulangkan jasad-jasad tersebut saat telah teridentifikasi.


Perubahan angin politik hari ini di Semenanjung Korea khususnya, dan di dunia internasional pada umumnya membawa dampak positif bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya. Nantikan kabar terbaru lainnya mengenai denuklirisasi senjata pemusnah massal milik Korea Utara di www.matamatapolitik.com . Sebuah media online yang menyajikan informasi dengan filter terbaik dan terpercaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar